Dialog Anak Manusia
*Irvan
Hidayat
Sore itu menjelang senja ketika matahari
masih enggan pergi, semua makhluk Tuhan masih bisa melihat tanpa penerangan.
Manusia yang termenung ini masih saja berpikir kaku karena, terjerat pemikiran
rasional. Kamu yang ada di antah berantah sana memaksa aku untuk masuk melihat
dunia kamu. Aku pun sejenak termenung terjebak dalam alam pikir kaku yang
nyatanya tidak meperbolehkanku menari-nari sekehendak.
Kamu
yang di alam sana memanggil aku yang ada di sini, teriak geram melihat aku yang
hanya diam saja. Aku dibuatnya bingung kenapa kamu marah, sedangkan aku sendiri
tidak tahu siapa kamu. Aku ini seperti dibuatnya bingung oleh orang atau entah
berwujud apa yang akhir ini sering menarik aku. Aku yang badannya bisa diindera
yang jelas jika terkena sorot kamera sedang aku tak tahu siapa kamu, aku tak
pernah mengindera kamu tapi aku merasakan kalau kamu ada.
Semakin bingung saja ketika kalian
bersenang-senang menari-nari diatas tanah planet ini yang terlihat gembira tapi
aku tak tahu apakah kau benar-benar gembira atau gembira yang dibenar-benarkan.
Kalian tidak perduli dikala aku risau dengan kamu yang ada disana yang terus
teriak tidak menentu tidak tahu tempat tidak tahu waktu. Aku kembali kecewa
ketika kalian tak tahu kalau aku sering kali pergi tak membawa badanku. Aku kembali dari dunia kamu menyatu dengan
badan lagi, tapi tak lama kamu memanggil aku lagi padahal baru saja aku dan
kamu berjumpa.
Lagi-lagi kalian tak tahu jika aku
sering kali lepas dari badan pergi ke dunia kamu. Ketika pena aku bergerak menuliskan
peristiwa yang sering aku raskan bersama kamu, aku berhasil membawa kamu ke
dunia aku. Dunia aku yang penuh warna akibat ada pancaran cahaya bulan,
bintang, matahari dan lampu yang saling memainkan perannya masing-masing. Tapi
aku tak juga yakin apakah kamu sanggup bertahan di dunia aku sedangkan akupun
terkadang lbih memilih hidup di dunia kamu, meskipun tak ada satu orangpun yang
tahu tentang dunia kamu. Sudah kuduga kamu tak tahan lama-lama di dunia aku,
kamu ingin lantas pergi dari duni aku, kamu mulai memberontak ingin segera
pergi.
Tapi aku memaksa agar kamu jangan
pulang, aku dan kamu harus adil kamu harus merasakan dunia aku karena kamu
sering kali memaksaku untuk ikut dengan kamu masuk ke dunia kamu.
Akupun sekarang merasakan apa yang kamu
rasakan, kenapa sering kali kamu lebih senang di dunia aku yang orang lain tak
akan pernah bisa tahu dimana letaknya. Aku merasakan di dunia kamu yang penuh
warna ini kamu menderita, semuanya seringkali membuat kamu kecewa dan sakit.
Aku semakin tak rela kamu hidup berlama-lama disini, di dunia kalian yang tak
pernah pedulikan kamu. Kalian yang terlihat gembira tapi hanya sementara, aku
sangat senang jika kamu ikut saja ke dunia aku. Disana tidak ada kekecewaan
yang ada hanya aku dan Dia, yang semuanya cukup karena ada Dia.
Kamu perlahan pergi meninggalkan aku.
Aku yang hidup di dunia kalian, sempat kamu menggantikan kedudukan aku tapi
hanya sebentar, kamu hanya ingin ikut bercerita diatas kertas ini lalu kamu
pergi tak kuat menahan kekecewaan di dunia aku. Dan lantas sekarang kamu mulai
memanggil aku untuk ikut ke dunia kamu, namun aku berkata “aku ingin mengajak
kalian menuju ke dunia kamu”.
06-November 2016
Kosan Lkissah, Semanggi 02, Ciputat
Timur.
No comments:
Post a Comment