PERANG
SALIB (Crusade)
Kronologi, Latar Belakang, Akhir Dan Dampak
Perang
Oleh : Achmad Fachri Huseini
sumber foto (http://strangenotions.com/wp-content/uploads/Crusades.jpg)
1. 1072 M Pasukan
Turki Seljuk pimpinan memenangkan pertempuran melawan Byzantium pimpinan di
Manzikert (Turki Modern).
2. 1085 M Reconquista
di Spanyol berkobar, Toledo direbut Pasukan Castillia.
3. 1086 M Pasukan
Castilia Raja Alfonso IV dikalahkan Pasukan Murabittun pimpinan Yusuf Bin
Tasyfin di Zallaqah.
4. 1094-1096
M Turki Seljuk Bersiap menakhlukan Anatolia namun gagal karena Sultan Malik
Syah wafat sebelum perang.
5. 1095 M Kaisar
Alexius meminta bantuan Paus di Roma untuk merebut Anatolia dari Turki Seljuk,
Paus Urbanus II menyerukan perang Salib.
6. 1096-1099 M Perang
Salib I, gelombang pertama (Perancis, Inggris, dan Genoa) kedatangan Pasukan
Salib Eropa melalui Konstantinopel ke Anatolia.
7. 1099 M kemenangan
Pasukan Salib yang dipimpin Godfrey De Bouilon. Nicaea, Heraclea, Antioch,
Tripoli dan Edessa direbut. Kerajaan
Latin Jerusalem resmi berdiri.
8. 1118 M Pasukan
Salib di Spanyol merebut benteng-benteng di Zaragoza dari kaum Murabittun.
9. 1147 M Lisbon
Portugal direbut Pasukan Salib, Perang Salib II berkobar, kaum Muslim melawan
balik.
10. 1144 M Pasukan
Atabeg Imadudin Zanki merebut Edessa, Aleppo, dan Hamah.
11. 1149 M Antioch
ditakhlukan pasukan Atabeg Nurudin Zanki.
12. 1151 M Gelombang
Pasukan Salib dari France dan Jerman dibawah komando Louis VII dan Conrad II
dikalahkan Nurudin Zanki.
13. 1153 M Ascalon
direbut Baldwin III dari Jerussalem, Mesir Terancam.
14. 1171 M Shalahudin
Al-Ayyubi (Saladin) menyatukan Mesir dan Suriah, menyingkirkan intervensi
politik Pasukan Salib di Mesir.
15. 1174 M Nurudin
Zanki Wafat, Saladin naik tampuk kekuasaan seteah menyelesaikan konflik di
Damaskus.
16. 1187 M Saladin
mengalahkan Pasukan Salib di Gurun Hattin dan menawan Raja Jerussalem Guy De
Lusignan, Jerussalem direbut kembali setelah dikepung dari 20 September-2
Oktober. Balian De Ibelin menyerahkan Jerussalem tanpa syarat.
17. 1189 M Perang
Salib III berkobar. Richard I Raja Inggris, Phillip II France, dan Frederick I
Barbarossa Kaisar Romawi Suci (Jerman) membentuk aliansi Pasukan Salib.
18. Richard
I menakhlukan Cypruss, Acre, dan Yaffa. Phillip II August kembali ke France
untuk menakhlukan Inggris. Frederick I Barbarossa menakhlukan Konya tapi tewas
ketika menyeberangi Sungai Calycadnus.
19. 1192 M Perjanjian
damai antara Saladin dan Richard. Outremer
atau daerah pesisir tanah suci Yaffa, Acre dan Cyprus menjadi bagian dari
Kaum Kristiani dan Tanah Suci tetap menjadi bagian Kaum Muslim tetapi peziarah
kristen tetap diizinkan untuk berziarah ke gereja makam kudus.
20. 1201-1204 M Perang
Salib IV, Perang antar kaum kristiani (Ortodoks VS Katolik), penjarahan
Constantinopel oleh Pasukan Salib dan Pembuangan kaisar Byzantium Theodore I
Lascaris.
21. 1212 M Pasukan
Salib mengalahkan Muslim di Las Navas De Tolesa. Menandai kemuduran secara
politis Muslimin Spanyol.
22. 1213-1221 M Perang
Salib V, Pasukan Salib dari France dikalahkan Pasukan Ayyubiyah di Pelabuhan
Damietta Mesir.
23. 1228-1229 M Perang
Salib VI Frederick II dari Romawi Suci menguasai Jerussalem setelah
perundingan. Pada masa ini tak begitu banyak pertempuran besar antara Muslim
dengan Kristen.
24. 1236 M Kordoba
ibukota Muslim di Spanyol direbut Pasukan Salib Reconcuista.
25. 1244 M Jerussalem
direbut kembali oleh Muslim Khawarizm.
26. 1248-1254 M Perang
Salib VII, Pasukan Mesir berhasil menghalau Invasi Pasukan Salib dari France Pimpinan
Louis IX.
27. 1248 M Pasukan
Salib Ferdinand III dari Castilia Merebut Sevilla.
28. 1249 M Keemiran
Granada menjadi benteng terakhir dan kekuatan politik islam di Spanyol yang
tersisa.
29. 1270 M Perang
Salib VIII, Gagal karena Louis IX Meninggal ketika menyerang Tunisia dan
pasukannya ditarik mundur ke France.
30. 1272 M Perang
Salib IX, Kemenangan Muslim Mamluk, Sultan Baybars mengusir sisa-sisa pasukan
Salib dari Palestina dan Suriah. Invasi terakhir Pasukan Salib di Timur Tengah.
31. 1492 M “Granada
Runtuhnya Islam Spanyol” Reconquista
Kristen Spanyol Sukses, Kaum Muslim Moor diusir dari Spanyol oleh Ferdinand
dari Aragon dan Isabella dari Castilia.
Perang Salib adalah perang yang terjadi antara
Muslimin dengan Kristen Eropa sejak tahun 1096-1291 M. di dunia modern dikenal
dengan Crusade dari kata Crux bahasa Latin yang artinya salib,
hal ini dikarenakan pasukan yang dikirim dari Eropa menggunakan symbol salib di
pakaian perang mereka sebagai tanda bahwa mereka melakukan perang suci atas
motivasi utama mereka membebaskan kota suci Jerussalem dari tangan Muslimin.[1]
Perang ini merupakan perang paling lama yang pernah
terjadi dalam sejarah umat manusia, kendati dalam kurun waktu 283 tahun
tersebut diiringin dengan gencatan senjata antara masing-masing pihak yang
terlibat. Perang ini meninggalkan luka sejarah yang begitu kelam antara Muslimin
dan Kritiani serta kerugian yang amat besar bagi pihak-pihak yang terlibat
dalam rangkaian perang ini.
Apabila kita telaah lebih lanjut ada banyak
peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi perang ini setidaknya faktor utamanya
adalah :
1. Faktor
Agama
Seperti yang kita ketahui semuanya faktor agama
menjadi api pemantik terjadinya rangkaian peristiwa berdarah ini, memang kalau
kita telisik lebih lanjut ada beberapa faktor yang juga menjadi motif dari
terjadinya perang ini. tahun 1009 M
Gereja Makam Kudus Holy Sepulchure secara
tak sengaja hancur akibat perang dan konflik antar kaum muslimin dalam
memperebutkan kota ini, yakni Abbasyiah dan Fathimiyah. Hal ini menyebabkan
ketegangan terjadi antara dunia Islam dan Kristen di Eropa.
Ditambah lagi ketika Turki Seljuk mengenakan pajak
bagi peziarah Kristen dari Eropa yang menziarahi Jerussalem. Hal ini dijadikan
motivasi bagi para penguasa di Eropa seperti Italy, France, Inggris dan jerman
untuk menyerukan semangat perang suci. 1095 berdasarkan Konferensi di Clermont
France, Paus Urbanus II menyerukan semangat Perang Salib melawan kaum anti
kristus dan merebut tanah suci dan mengakhiri perang sesama Kristen di Eropa.[2]
Lewat seruan tersebut mereka menjanjikan penebusan dosa bagi mereka yang ikut
berperang.[3]
2. Ekonomi
Selain faktor agama yang menyulut terjadinya perang
berkepanjangan ini, faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab yang serius
dalam perang ini. Para pedagang di belahan Eropa seperti Genoa dan Venezia
berambisi untuk mendapatkan kota-kota dagang di kawasan pesisir Suriah dan
Mesir, karena kota-kota tersebut merupakan kunci perdagangan di kawasan
Mediterania Timur. Karena itu bangsa-bangsa Eropa rela mendanai perang ini demi
mendapatkan akses jalur tersebut.
Kawasan itu akan dijadikan sebagai pusat perdagangan
mereka, karena jalur Eropa akan bersambung rute-rute perdagangan di timur jauh
melalui jalur tersebut.[4]
Bahkan Phillip K.Hitti pun setuju bahwa para pedagang dari Genoa, Venezia dan
Pisa tertarik untuk ikut serta dalam perang karena motif komersial.[5]
Selain itu krisis ekonomi yang melanda hampir
seluruh negeri di belahan Eropa Barat akibat perebutan tanah-tanah feudal oleh
para raja dan tuan tanah. Perebutan ini terus berlangsung selama abad
pertengahan di Eropa sehingga jumlah tanah produktif disana semakin berkurang.
Kemiskinan pun merajalela di setiap plosok negeri di Eropa. Sehingga para
pengemis, petani, bandit dan para tuan tanah dari Eropa berusaha mencari lahan
produktif dengan mengadu nasib dalam Perang Salib.
3. Faktor
Sosial Politik
Kesenjangan sosial yang terjadi di Eropa memang
akarnya berasal dari ekonomi, kemiskinan menyebabkan terjadinya keinginan untuk
menaikan taraf sosial setiap individu saat itu Benua Biru. Para budak
dijanjikan kebebasan, para bandit dijanjikan kekayaan, dan para penguasa
dijanjikan kekuasaan jika mereka semua turut serta dalam perang suci ini. hal
ini bsa kita lihat dari gelombang Pasukan Salib yang datang dari Eropa
kebanyakan berasal dari kelas menengah kebawah, menurut Jonathan Lyon.
Secara politis politik gereja menjadi motif Paus
Urbanus satu melancarkan perang ini, dalam beberapa decade saat itu, gereja
berjuang melawan para penguasa sekuler demi mempertahankan hak-hak istimewa
mereka terutama dalam urusan politik. Paus Urbanus II melihat bahwa perang suci
adalah salah satu cara untuk mengembalikan otoritas Gereja Vatikan atas Dunia
Kristen.
Dampak
Perang Salib
Meskipun perang ini menyebabkan kerugian dan
jatuhnya korban dari mereka yang terlibat, bagi bangsa Eropa perang ini mempunyai
hikmah yang besar, karena dalam kurun waktu itu perang tersebut menjadi sebuah
jembatan antara peradaban Muslim yang telah maju dengan Eropa yang tengah dalam
Peradaban yang tertinggal.
Melalui perang ini Eropa banyak
belajar dari peradaban Islam, bahkan dapat dikatakan jika saja perang ini tak
terjadi maka Renaisance di Eropa akan
tertunda beberapa abad. Kaum Muslim memang tidak terlalu banyak mengambil apa
yang terdapat dari Eropa karena sedikit yang bisa dipelajari, sebaliknya Bangsa
Eropa mengambil banyak pelajaran dari peradaban Islam yang telah maju.[6]
Diantaranya :
1. Peta
Al-Idrisi menjadi rujukan bagi perkembangan Ilmu geografi di Eropa 1138 M
2. Karya
Revisi Ptolemus tentang Astronomi yang dibuat Nasirudin At-Thusi 1260 M menjadi
cikal bakal karya Copernicus 300 tahun kemudian.
3. Karya-Karya
Ibnu Rusyd tentang kedoteran dan filsafat banyak dipelajari di France 1230 M
Padangan
Carole Hillenbrand.
Dalam bukunya ini Carole Hillendrand
ingin menyampaikan rangkaian peristiwa Perang Salib yang terjadi di kawasan
Tanah Suci selama 200 tahun lamanya melalui sudut pandang Islam. Carole
sendirmengakan selama ini para orientalis Eropa terlalu banyak menuliskan
rangkaian peristiwa ini dengan sudut pandang Eropa Sentris.
Menurutnya adalah sebuah kesalahan besar
jika Eropa hanya melihat Perang Salib dari sudut pandang mereka sediri,
terlebih jika melihatnya dari sudut pandang gereja. Mindset Eropa yang melihat peradaban atau dunia Islam sebagai
sesuatu yang rendah adalah sebuah kesalahan fatal, Kenyataannya Justru dunia
Islam memperlihatkan peradaban yang cukup tinggi di zamannya. Karenanya Carole
menghadirkan rangkaian peristiwa ini melalui sudut pandang islam dan turut
memperkenalkan bukti-bukti arkeologis serta literature Islam lainnya.
Dunia kemiliteran Islam contohnya telah
memperlihatkan kepada Eropa tentang penggunaan divisi medis dalam organisasi
pasukan yang terdiri dari dokter-dokter professional yang digaji tetap. Hal ini
juga didukung oleh fakta arkeolgis yang ditemukan oleh David Nicole dalam buku Saracen Faris yang mengatakan bahwa
Nurudin Zanki membangun banyak sekali Maristan
atau rumah sakit dalam barak-barak militer di Damaskus dan mempekerjakan ara
dokter handal dalam jajaran pasukannya.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Eropa
sangat membanggakan kekuatan militernya yang menggunakan teknologi industry
baju zirah yang tebal dan sulit ditembus, namun kita juga tidak bisa berpaling
dari kenyataan bahwa orang-orang Saracen (julukan
untuk orang-orang muslim yang diberikan oleh Eropa) juga mengembangkan
teknologi industry persenjataan dan strategi yang baik untuk melawan balik
orang-orang Franka, disamping Jihad sebagai
motivasi mereka yang dianggap penting.
DAFTAR PUSTAKA
Saepudin Didin, Sejarah
Peradaban Islam, 2007 (Jakarta, UIN Jakarta press.)
Lyon Jonathan Great
Bait Al-Hikmah, (2013 Jakarta, Mizan)
Hasan
Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam, Jilid IV (1967,
Cairo, Maktabah An-Nahdah Al-Misriyah)
Syalabi
Ahmad, Mausu’ah fi At-Tarikh Al-Islami
(1979, Cairo, Maktabah An-Nahdah Al-Misriyah)
K. Hitti Phillip, History of Arabs, (1979,
London, McMillan)
Hillenbrand
Carole, Perang Salib Sudut Pandang Islam,
(2005, Jakarta, Serambi)
Ash-Shallabi
Muhammad, Bangkit Dan Runtuhnya Daulah
Bani Saljuk, (Cairo Egypt: Dar Ibnu Al-jauzi,2014)
Ibnu
Katsir, Al-Bidayah Wa Nihayah, penerjemah
Asmuni, diringkas oleh DR. Ahmad Al-Khani (Jakarta, Pustaka Azzam,2008)
Ibrahim
Qasim dan Shaleh Muhammad, Buku Pintar
Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban Islam dari Zaman Nabi Hingga Kini,(Jakarta:
Penerbir Zaman, 2014)
Marshall
G.S Hodgson, The Venture Of Islam Vol.II
the expansion of islam in the middle periods, (University Of Chicago,1974)
David
Nicolle & Christa Hook, The Saracen ,
(Britain: Osprey Publishing Ltd, 1994)