SIKLUS
PERUBAHAN SISTEM PEMERINTAHAN
MENURUT
MACHIAVELLI
http://mediad.publicbroadcasting.net/p/kalw/files/201409/Machiavelli_AF.jpg
Oleh: A. Fahri Huseini (Sekertaris Lkissah)
Niccolo
De Bernado De Machiavelli atau lebih Dikenal Machiavelli adalah seorang filusuf
dan Politikus. Dikenal dengan dua karya besarnya yaitu The Prince dan Discourses
yang menyajikan teori-teori Machivelli sendiri tentang Peradaban Khususnya
Politik. The Prince dikenal sebagai
karyanya yang kontroversial karena menyampaikan dengan gamblang strategi
Politik yang cukup kejam dan egois. Menurutnya dalam politik segala cara yang
ditempuh untuk meraih kekuasaan diperbolehkan termasuk saling tipu, tikam,
menjatuhkan lawan politik dan berbagai konspirasi merupakan hal yang wajar
menurutnya.
Namun
kali ini saya hanya akan menjelaskan apa yang diutarakan Machiavelli dalam
karyanya yaitu Discourses, mahakarya
yang berisi teori-teori pengamatan Machiavelli tentang Peradaban manusia dan
pemeritahan yang ideal menurutnya. Dalam karyanya yang satu ini Machiavelli
berusaha menjelaskan perubahan social dan politik dari peradaban manusia dengan
mengambil sebagian besar contoh dari Romawi kuno dan membandingkannya dengan
berbagai macam peradaban. Dalam dinamisme politik pemerintahan, Machiavelli
yang sangat tenar di Florence Italia ini berpendapat bahwa system pemerintahan
memiliki siklus perubahan yang terjadi sepanjang zaman dan selalu begitu dengan
diiringi berbagai peristiwa.
Diawali
dengan monarki sebagai bentuk pemerintahan pertama.dalam sebuah masyarakat yang
hidup di sebuah daerah merasa membutuhkan seseorang yang mampu menjaga dan
melindungi mereka dari ancaman luar, oleh karena itu masyarakat akan menunjuk
seseorang yang dianggap kuat dan mampu untuk memimpin dan melindungi mereka.
Orang yang terpilih karena dianggap mampu memimpin dan melindungi masyarakatnya
akan dipatuhi dan diikuti oleh rakyatnya, begitu pula ketika ia wafat posisinya
akan jatuh ke tangan anaknya atau diwariskan dan otomatis rakyat akan
mengikutinya. Ini menandakan bahwa inti dari system monarki adalah pemimpin
yang kuat dimata masyarakatnya. Monarki dapat dengan mudah menjadi Oligarki
dikarenakan ketika sang pewaris tahta
raja atau kepala suku dari masyarakat bertindak otoriter dan menjadi tirani
menggunakan kekuasaannya untuk berfoya-foya dan menindas rakyat, secara
otomatis rakyat akan membencinya dan arena kebencian rakyat terhadapnya ia akan
semakin waspada dan terus menekan segala ancaman yang datang dari para
pembencinya dengan kekuatan militer.
Dalam
keadaan rakyat yang tertekan dengan penindasan, tekanan perintah, dan
intimidasi tersebut muncul sekelompok orang yang bijak dan berwawasan luas.
Orang-orang ini tentunya sadar akan keadaan masyarakat yang sedang terpuruk
lalu mereka berusaha menggalang dukungan rakyat untuk memberontak melawan
penguasa tirani tersebut. Ketika kekuatan dari rakyat telah mereka dapatkan dan penguasa
tunggal yang tirani tersebut digulingkan maka, berdasarkan keputusan sekelompok
orang ini akan membentuk sebuah dewan yang terdiri dari kaum aristokrat. Para
dewan ini akan dipercaya oleh masyarakat karena kebijaksanaan, kemurahan hati
dan pengetahuan mereka, dengan ini pilihan masyarakat telah beralih dari
pemimpin yang berani ke pemimpin yang arif dan bijaksana. Era model aristokrasi
pun di mulai.
Pada
masa-masa awal pemerintahan orang-orang aristokrat memegang kekuasaan dan
menggunakannya dengan sangat bijak dalam mensejahterakan rakyat. Mereka
memerintah dengan kemurahan hati dan kebijaksanaan, oleh karena itu kemakmuran
dapat dirasakan oleh warga negara. Masa-masa ini kian lama kian memudar,
seiring terus bergulirnya waktu kaum aristokrat mewariskan kekuasaan kepada
anak cucu mereka dari generasi ke generasi. Kekuasaan memang bisa mereka
wariskan tetapi kebijaksanaan, pengetahuan, dan wawasan belum tentu bisa mereka
wariskan kepada keturunan mereka. Ketika segala pengetahuan dan kebijaksanaan
itu perlahan hilang dari keturunan mereka maka mereka akan memerintah
berdasarkan nafsu dan obsesi, maka sudah pasti kekacauan karena perebutan
kekuasaan dan segala macam konspirasi kembali menyelimuti negara, rakyat pun
kembali tertindas.
Dalam
keadaan ini kepercayaan rakyat kepada para pemegang kekuasaan tersebut telah
hilang karena orang-orang tersebut tidak lagi mengutamakan kepentingan rakyat
dalam memerintah tetapi berdasarkan hasrat dan nafsu mereka sendiri, sebagai
dampaknya rakyat bangkit bersama-sama menggulingkan kaum aristokrat dari kursi
kekuasaan. Setelah kaum aristokrat berhasil disingkirkan dan karena trauma
bekas luka yang mereka terima dari system pemerintahan-pemerintahan
yang sebelumnya masih membekas kuat, mereka menyadari bahwa kekuasaan tidak
boleh dipegang oleh satu orang atau beberapa orang tertentu tetapi harus
dipegang oleh rakyat itu sendiri. Rakyat bersama-sama membangun sebuah
pemerintahan dimana di dalamnya rakyat memiliki kekuasaan, kebebasan, peluang
yang luas dalam pemerintahan, dengan kata lain pemerintahan yang mereka
ciptakan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat atau yang kita kenal
sekarang ini dengan Demokrasi.
Seperti
pemerintahan sebelumnya, masa awal pemerintahan demokrasi juga merupakan masa
kemakmuran, keadilan,dan kasih sayang. Setiap individu masyarakat bersama-sama
membangun pemerintahan, mereka semua memiliki hak dan kewajiban yang sama
sebagai warga negara tak peduli siapa dia, karena kebebasan untuk
berpartisipasi dalam bernegara sama diantara mereka semua. Segala masalah
diselesaikan bersama dan berdasarkan kepentingan bersama.
Namun
seiring berjalanannya waktu semua kemakmuran dan kejayaan itu juga memudar sama
seperti pemerintahan-pemerintahan yang sebelumnya. Ketika segalanya yang
dihasilkan oleh demokrasi itu perlahan lenyap dan berubahnya masyarakat, maka
kekacauan mulai bermunculan. Kebebasan berpolitik yang diberlakukan oleh system
demokrasi semakin lama mulai disalahgunakan oleh beberapa invidu warga negara
yang haus akan kekuasaan, akibatnya masing-masing dari individu masyarakat yang
haus kekuasaan tersebut akan berusaha saling menyingkirkan satu sama lain demi
kekuasaan, inilah yang disebut dengan era Anarki. Era ini akan terus
berlangsung dengan berbagai pertumpahan darah yang bahkan mungkin bisa
melibatkan lebih dari dua pihak yang bertikai.
Dalam
masa anarki yang penuh kekacauan tersebut rakyat yang tak bisa bisa melindungi diri
sudah pasti akan berusaha mencari perlindungan kepada orang-orang yang kuat dan
mampu melindungi diri mereka dari kekacauan yang memakan korban tersebut,
sehingga muncul seorang yang kuat dan memiliki pengaruh besar dimata rakyat.
Berkat kepercayaan rakyat ia mampu memobilisasi kekuatan untuk meredam
pertikaian dan mengakhirinya, lalu dia pun akan menjadi penguasa tunggal dan
mewariskannya kepada anak cucunya hingga masa kejayaannya berakhir, dengan kata
lain kembali ke system monarki yang sebelumnya berlalu. Sepanjang sejarah
semuanya akan terus berputar dari dari satu model system pemerintahan yang
disebabkan lingkungan atau kondisi masyarakat ke model-model berikutnya dan
kembali lagi ke model yang sebelumnya telah berlalu.
No comments:
Post a Comment